Selasa, 10 Agustus 2010

I am a brave girl, scolioser .

Hollaaaaa........wahh uda brapa abad nih blogku gag pernah diisi...hihi.
jujur sih emang aku gag terlalu hobi nulis. itung2 cuma iseng buat ngisi waktu ajaa :)

Akhirnya Kuberanikan Diri. Apa? Apanyaa??

Yeah..... I'm a scolioser.
Aku mempunyai kelainan tulang punggung yang bengkok ke kiri, atau istilah kerennya skoliosis. Udah lama sih sebenernya, sejak kira2 4 tahun yang lalu....
Cerita awalnya kalian bisa baca di blognya Dina Nisrina.
aku ceritain dikit deh.....
waktu itu kelas 6 SD, aku dan Dina--kembaranku, lagi ganti baju. Pas liat di kaca, ada sesuatu yg aneh sama tubuh kita. Ada perbedaan ruang antara lengan tangan kanan dengan badan. Rasanya bolong, alias gag nempel di badan. Beda sama lengan tangan kiri yg nempel sama badanku. Loh kok? apa ini??
Badanku miring.

Suatu saat Dina lagi duduk, aku liat punggungnya kok benjol kayag ada punuknya? Trus kata Mbak Hani , mungkin Dina kena skoliosis.

Aku inget, skoliosis . Dulu pas SD pernah ada pelajaran biologi yang ngomong tentang skoliosis.

kalo gag salah....kayag gitu tuh gambarnyaa...temen2 masih inget gak waktu SD dulu??
Aku kira cuma Dina aja yang kena skoliosis. Ternyata enggak! Aku juga kena! Ya Allah.....
Saat itu yang ada di pikiranku cuma "Bagaimana cara menutupi badanku yg miring biar semua orang gak tahu?"

Andai aku bisa mengulang waktu, mungkin yang akan aku pikirkan adalah "Apa dampak skoliosis buatku?"

namanya juga masih kecil..aku belum berpikir sejauh itu buat mengobati si Bonbon (sebutan buat backbone ku)
Uda lapor ke ortu sih..tapi mereka menganggap, bentuk tubuhku sama Dina emang kayak gitu. Disyukuri aja..katanya.
Iya juga, toh aku juga masih bisa menutupinya.

Tahun demi tahun berlalu...akhirnya mataku mulai terbuka, ternyata Bonbon gak bisa dianggap remeh. Masalahnya, kok pinggang aku makin lama makin miring ya?
akhirnya aku dan Dina browsing internet mengenai skoliosis.

Oh God ! emang bener ini kelainan gak bisa dientengin. Kalo dibiarin terus menerus, derajat skoliosis bakal bertambah kemiringannya. Apalagi bagi yang uda parah, tulang belakang yang bengkok menyebabkan rusuk menekan jantung dan paru2 sehingga akan semakin terdesak dan akhirnya sesak nafas.

Mulai Ambil Langkah ..

Selasa, 6 Juli 2010
Untuk pertama kalinya aku dan Dina pergi memeriksakan Bonbon ke dokter. Dengan ditemani bapak dan ibu, kami ke RS. Lavalette Malang dan menuju dokter spesialis bedah Orthopaedi. Saat itu dokter yg memeriksa bernama dr. Edi, SpOT . Oleh beliau, aku dan Dina divonis Skoliosis. Kita berdua disuruh foto x-ray.
kata beliau, "Gak apa2. Artis2 juga banyak yg kena skoliosis. Tahu Allysa Soebandono kan??"

Hari Kamis 8 Juli 2010
back to dr. Edi, dilihatlah hasil foto x-ray nya dan dr. Edi geleng2 (menandakan ada yg gag beres), menurutnya skoliosis ini uda sangat parah, karena beliau bukan spesialis tulang belakang, maka kami dirujuk ke salah satu temannya yg ahli tulang belakang bernama dr. Syaiful.

Senin, 12 Juli 2010
kami beranjak ke RSI Aisyiah Malang untuk menemui dr. Syaifullah, SpOT, Spine . Beliau orangnya enjoy, ramah, baik deh pokoknya. Di sana hasil rontgenku diukur, dan hasilnya Dina skoliosis 62 derajat dan aku 60 derajat. Astaghfirullah...sudah sebesar itukah Ya Allah? Aku gak pernah nyangka,..
sempet shock juga dengernya ..
dr. Syaiful menawarkan, jalan yg bisa ditempuh cuma operasi dengan tujuan mengkoreksi tulang belakang yg bengkok agar derajatnya tidak bertambah. Tetapi bukan untuk meluruskan.

"Dina Dini uda gabung sama MSI belum? Masyarakat Skoliosis Indonesia?" tanya dr. Ipul.
"Uda Dok, di facebook aja tapi.."

di dalam ruang prakteknya, dr. Ipul memberi kami semangat untuk terus maju dan tidak takut menghadapi Bonbon. Skoliosis adalah anugerah luar biasa yg tidak dimiliki oleh setiap orang. Bahwa pada tiap kelemahan seseorang, Allah memberi kita kelebihan yg tentunya tidak didapatkan orang lain.
Makasi dokter....


Lama sesudah itu, niat untuk operasi sepertinya berat sekali buat kedua ortuku. Mereka gak tega melihat anaknya 'dieksekusi' .Kalo aku sama Dina sih...OK OK saja. yg penting nantinya aku masih bisa tetap sehat. Kalau lumpuh? aku bisa memakai kursi roda. Kalo meninggal? Wallahu a'lam.
Berbagai cara dilakukan ..dan ada satu nih aku pualiiiinggg sebel. Pengobatan alternatif (re : pijat ) . Aduhhh dari rumah aku uda gak yakin mau coba metode ini. Yah dijalanin sajalah.. kan jalan keluar pasti banyak. Bapak Ibu membawa aku dan Dina ke salah seorang kenalan temen Bapak, seorang tukang pijit yg uda terkenal bgd mengobati berbagai macem penyakit (halaaaahhhhh...) . Dan di sana, punggung aku dipijit (re : ditekan ) kencengggggggg bgd. Rasanya kayak disiksa abis. Huh . Bahkan rasa sakit dan ngilu setelah dipijit pun gak ilang2 selama 4 harian .Hrrrr!!

Akhirnya Bapak mendapat informasi kalo di Purwokerto ada sebuah rumah sakit khusus Orthopaedi. Dan...tanggal 1 Agustus 2010 , kami pergi ke sana untuk menemui dr. Iman Solihin, SpOT, Spine .
Di sana aku juga diperiksa punggungnya,disuruh membungkuk, dsb.

Pertimbangan melakukan operasi di Purwokerto karena di sanalah keluarga besarku tinggal. Saya dan keluarga butuh dukungan moral dari keluarga besar di Purwokerto. Akhirnya aku, Dina, Bapak, Ibu, dan Bude Mang sepakat untuk melakukan operasi, karena memang tidak ada jalan lain untuk "menegakkan" si Bonbon.